Pelatihan Metode Baca Kitab Kuning Al-Miftah

Malang—Rangkaian acara dalam rangka menyambut Hari Santri Nasional (HSN) dan Milad IAI Al-Qolam dilanjutkan dengan Pelatihan Metode Baca Kitab Kuning Al-Miftah untuk Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah se-Malang Raya. Acara ini dilaksnakan pada hari Jumat (19 Oktober 2018) di IAI Al-Qolam.

Al-Miftah adalah metode baca kitab kuning yang diciptakan dan dikembangkan oleh Pesantren Sidogiri, Pasuruan. Sebagaimana disebutkan oleh ketua tim pelatih yang datang ke IAI Al-Qolam, Ustaz Qusyairi, Al-Miftah mulai diterapkan sejak delapan tahun yang lalu, tepatnya tahun 2010, dan hingga kini sudah mengalami berkali-kali pengemabangan.

“Penerapan metode Al-Miftah ini berangkat dari kegelisahanan para kiai dan pengasuh Sidogiri yang melihat gejala lamanya jangka waktu untuk mencapai target pembelajaran. Misalnya, target kemampuan siswa membaca kitab Fath al-Qarib, waktu pencapaiannya sangat panjang. Oleh karena itulah metode ini lahir untuk menyelesaikan masalah itu,” tutur Ustaz Qusyairi.

Ketua panitia pelaksana kegiatan ini, Ahmad Bukhari, mengapresiasi kesediaan tim pelatih untuk mendatangi IAI Al-Qolam dan melatih delegasi dari pesantren dan madrasah diniyah se-Kabupaten Malang. Jumlah peserta yang ikut serta dalam pelatihan ini berjumlah 36 orang. Hal ini tidak lain karena andil nama besar Sidogiri sehingga bisa menyedot minat dan antusiasme peserta sebanyak ini.

Bukhori juga menambahkan bahwa pelaksanaan pelatihan ini berkaitan dengan lomba baca kitab kuning (Musabaqah Qiraatil Kutub) yang diadakan beberapa hari sebelumnya. “Kalau ada lomba baca kitab kuning, kami

berpikir bukankah akan lebih baik jika diadakan pula pelatihan membaca kitab kuning?” Tutur lelaki yang kini menjabat sebagai Kaprodi KPI ini.

Di antara banyaknya jumlah metode baca kitab kuning yang belakangan ini menjamur, Metode Al-Miftah sengaja dipilih karena popularitasnya di lingkungan pesantren dan madrasah diniyah se-Malang Raya. “Kami juga berpandangan bahwa keterujian metode ini sudah tidak dipertanyakan lagi. Banyak pesantren di Malang sudah menerapkan metode ini dan hasilnya juga memuaskan,” pungkas Ahmad Bukhori.[]

 

Mari berbagi:

Tinggalkan Balasan