Bahtsul Masail Kubro PPS Shirotul Fuqoha’ 2019

Puluhan delegasi dari berbagai pesantren se-Jawa dan Madura hadir pada Jumat 23 Agustus 2019 di Pondok Pesantren Shirotul Fuqoha’ Gondanglegi kabupaten Malang. Kehadiran puluhan utusan tersebut dalam rangka mengikuti rangkaian Bahstul Masail Kubro (BMK) se-Jawa dan Madura yang diadakan oleh PPS. Salafiyah Shirotul Fuqoha’.

Dalam bahstu masail ini, tak kurang dari 40 pondok pesantren se- Jawa dan Madura, seperti PP. Attauhidi Tegal, PP. Lirboyo Kediri, PP Nurul Cholil Bangkalan, masing-masing mengirimkan utusanya sebagai peserta. Selain peserta, Acara tersebut juga dihadiri oleh Gus Najib Ghoni, Gus Hamim selaku Direktur Aswaja Center dan beberapa tokoh-tokoh lain sebagai perumus.

Bahstu masail adalah tradisi diskusi di kalangan pesantren dalam rangka menjawab problematika umat menurut konsepsi fiqih.

Dengan mengangkat tema “Menguatkan Khittah Santri Salaf Untuk Menghadapi Era Milenial Yang Intelektual Dan Berkarakter,” BMK kali ini merupakan respons atas berbagai dinamika yang terjadi di Indonesia, terutama beberapa permasalahan kebangsaan dan konstestasi politik yang baru saja usai.

“Kita melihat permasalahan yang terjadi akhir-akhir ini, khususnya dalam ranah kebangsaan dan juga perhelatan kontestasi politik sangat membutuhkan solusi yang tepat untuk sampai pada tahap penyelesaian. Maka dari itu dalam BMK kali ini peran santri sebagai intelektual agamis mencoba membedah permasalahan-permasalahan tersebut dan mencari langkah kongkret penyelesaian berdasar konsepsi fiqh,” tutur ustazAagam Muntaha selaku Ketua Panitia BMK.

Bahstul Masail Kubro kali ini terbagi menjadi 2 sesi (jalsah). Jalsah pertama dimulai pada pukul 20.00 dan untuk jalsah kedua dilanjutkan pada pukul 08.00 (sabtu,24/8). Dalam acara tersebut diskusi berjalan lancar dan interaktif. Hal tersebut nampak dari belum selesainya pembahasan secara keseluruhan as’ilah yang dibahas.

Direktur Aswaja Center Kabupaten Malang, Gus Hamim HR selaku perumus menyatakan bahwa kegiatan bahtsul masail ini harus dilestarikan dalam rangka pengembangan intelektual. “Bahstul masail juga sebagai wadah pelatihan para santri dalam memahami kitab turast serta aplikasinya pada kehidupan sehari-hari.”

Hal senada juga diutarakan oleh KH. Muhammad Dahlan Ghoni selaku pengasuh PPS Shirotul Fuqoha “Bahstu masail harus terus kita kembangkan,tidak karena kita sok pintar namun ini dalam rangka belajar dan dalam rangka ihya’ ulumidin (menghidup-hidupi agama),” tukas beliau.

Dalam sambutan perwakilan peserta pada sesi penutupan Bahstul Masail Kubro, Maulana, peserta dari PP Atauhidiyah Tegal, mengaku cukup puas dan banyak mendapat wawasan baru dalam acara tersebut. “kami berterima kasih banyak kepada penitia penyelenggara, kami selaku penyetor as’ilah sangat berterima kasih dan kami akan membawa hasil rumusan bahstul masail ini ke pondok saya sebagai kajian dan refrensi lebih lanjut,” ungkap Maulana.

Selanjutnya rangkaian Bahstul Masail Kubro ini ditutup dengan mau’idzoh hasanah dan doa dari pengasuh PPS Shirotul Fuqoha’. Dilanjutkan dengan mushofahah bersama panitia, perumus, dan seluruh peserta. (Ahmad khoirul)

Mari berbagi:

Tinggalkan Balasan