Ki Sentono Agung

Pada awalnya makam tersebut masih berupa hutan, jadi masyarakat urek-urek tidak tahu kalau tempat tersebut adalah makam ulama’, bahkan masyarakat di sekeliling makam itu tidak berani sampai lewat di sekitar makam tersebut karena masih berupa hutan, tetapi semua itu telah terbongkar, masyarakat urek-urek mengetahui kalau tempat tersebut adalah makam ulama’ atas kedatangan seorang tamu yang berasal dari jombang yang bernama KYAI BUSTOMI, beliau berkata “Barusan wali ada di sini” sambil menunnjuk ke arah hutan tersebut. Tetapi masyarakat tidak percaya jika di hutan itu ada makam ulama’ akhinya masyarakat melakukan riadho ( meminta petunjuk kepada Allah SWT ) selama 3 hari 3 malam yang diikuti oleh 12 orang, pada malam terakhir tempat tersebut mengeluarkan sinar lalu masyarakat memberi tanda pada tempat yang bersinar tersebut. Meski beberapa masyarakat sekitar telah mengadakan riadho ada saja masyarakat lain yang belum percaya tentang adanya makam tersebut dan menyebabkan konflik antar masyarakat namun, ada salah satu dari masyarakat tersebut berkata “Tidak apa-apa kalian tidak percaya dengan makam itu tetapi janganlah sampai kalian mencaci ataupun merusak makam tersebut karena di takutkan kita terkena karma. Akhirnya masyarakat sekitar yang mengakui bahwa itu adalah makam ulama’ memberi nama makam tersebut dengan sebutan “ SYEKH SAYYID JA’FAR MA’RUF AL- MAGHROBY “ panjang makam tersebut 10 m / 30 cm. Lalu Syekh sayyid ja’far ma’ruf al- maghroby memiliki julukan “ RESI BEGAWAN ATAS ANGIN “.

Syekh sayyid ja’far al-maghroby ini di makamkan dengan murid-muridnya yang bernama”

  1. Syekh Sayyid mahmud mempunyai julukan Joko keblek ( orang yang suka bershodaqah )
  2. Syekh Syarifuddin mempunyai julukan Mbah Sumantirogo ( orang yang ahli dalam pengobatan )
  3. Syekh Sayyid kholil mahfud mempunyai julukan Bengawan noto roso ( orang yang mempunyai sopan dan santun )
  4. Syekh Sayyid ghofur jabi’ mempunyai julukan Konco nggrio

Setelah makam itu di perbaiki masyarakat bertanyan-tanya “ Kenapa makam itu panjangnya melebihi makam ulama’ lainnya sampai-sampai memiliki ukuran 10 m / 30 cm, kemudian salah satu masyarakat bertannya kepada ulama’ lalu ulama’ tersebut menjawab dengan dua jawaban:

Yang pertama, bisa saja Syekh sayyid ja’far ma’ruf al- maghrobi tersebut dimakamkan dengan alat perangnya. Yang kedua, awalnya makam itu biasa seperti makam-makam yang lainnya waktu menjelang pagi harinya makam tersebut memanjang sendiri peristiwa itulah yang dinamakan dengan KAROMAH.

Mari berbagi:

Tinggalkan Balasan